Jumat, 27 Mei 2016

Masalah Kesehatan yang Sering Dialami Anak Kucing

Masalah Kesehatan yang Sering Dialami Anak Kucing

Selamat, akhirnya kucing kita telah melahirkan anak-anaknya! Keluarga kita akan bertambah lagi dengan kedatangan kucing-kucing kecil ini. Bayi kucing memang sangat lucu karena berukuran kecil seperti buntelan bulu, namun tentu saja bayi-bayi ini akan tumbuh menjadi anak kucing yang aktif dan rasa ingin tahu yang besar, sebelumnya akhirnya ia menjadi kucing dewasa yang penuh percaya diri. Walaupun terlihat aktif dan cenderung ingin menjelajahi daerah sekitarnya secepatnya, namun sistem kekebalan tubuh anak kucing belum sepenuhnya berkembang seperti pada kucing dewasa, oleh karena itu anak kucing lebih berisiko terkena penyakit atau masalah kesehatan lainnya ketika mereka masih muda.
Menjaga anak kucing tetap bersama induknya untuk periode tertentu sangat dianjurkan agar si anak kucing mendapatkan kekebalannya lewat air susu induknya. Selain itu kita bisa menimalkan resiko agar anak kucing tidak terkena penyakit dengan memastikan bahwa anak kucing tiddak pergi keluar atau bertemu dengan kucing lainnya hingga mereka diberi vaksin. Namun kita masih harus waspada karena ada beberapa masalah kesehatan yang biasanya sering terjadi pada anak kucing. Penasaran apa saja? Cattery.co.id akan membahasnya untuk catlovers.
1. Infeksi Saluran Pernafasan Atas
Infeksi saluran pernafasan atas, seperti feline calicivirus dan feline herpes virus terkenal sebagai “pembunuh anak kucing”, terutama jika kucing baru berusia beberapa minggu. Infeksi saluran pernafasan atas pada kucing biasanya disebabkan oleh bakteri atau virus, yang biasanya ditularkan ketika kucing sedang bersin atau menghembuskan nafas.
kittycuddle
Gejala: Bersin-bersin merupakan gejala utama dari infeksi saluran pernafasan atas pada kucing. Meskipun kadang-kadang anak kucing akan mengeluarkan cairan lengket kekuningan dari mata dan hidung meler. Jika si kucing sampai mengalami kesulitan bernapas atau menolak untuk makan, situasinya berarti sudah serius.
Pengobatan: Bawa si kucing ke dokter hewan. Jika dia masih bisa makan dan minum serta merasa nyaman dan bernafas normal, kita masih bisa menunda sampai besok. Infeksi saluran pernapasan atas pada kucing sangat sulit untuk diobati, terutama yang disebabkan oleh virus, karena tidak ada obat anti virus yang benar-benar efektif.
Masa Pemulihan: Setelah lima sampai tujuh hari, infeksi saluran pernapasan atas pada kucing cenderung akan berkurang. Namun virus biasanya masih berada di dalam tubuh kucing, menunggu untuk muncul kembali dan menyebabkan infeksi saluran pernapasan atas lagi di kemudian hari.
2. Feline Distemper
Feline Distemper (panleukopenia) sangat langka, namun ia sangat mematikan. Ini adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh kucing kita dan menghabiskannya hingga tidak bersisa. Dengan kata lain, distemper hampir tidak dapat diobati. Vaksin distemper telah tersedia dan diberikan secara rutiin. Feline Distemper dapat ditularkan melalui rute feses yang masuk ke mulut, bahkan dalam jumlah mikroskopis tinja yang terkontaminasi dapat menyebabkan feline distemper.
Gejala: Anak kucing yang terkena distemper biasanya sakit parah, menderita muntah, kurang nafsu makan, dan yang mengerikan adalah diare berbentuk lendir putih.
Pengobatan: anak kucing yang menderita feline distemper perlu dirawat di rumah sakit dan terisolasi, sehingga si kucing tidak menularkan virus ini. Dokter hewan sering memberikan mereka antibiotik dan banyak cairan untuk mencegah infeksi sekunder. Sayangnya anak kucing yang menderita feline distemper sering di eutanasia.
3. Cacing di Usus
Cacing di usus bisa berbagai macam jenisnya, semuanya merugikan dan bisa menjadi bahaya. Contohnya adalah cacing gelang, cacing tambang, dan cacing cambuk, mereka dapat masuk ke dalam usus kucing kita dan menyebabkan diare (kadang-kadang disertai dengan darah), penurunan berat badan dan sulit tumbuh.
Anak kucing biasanya tertular cacing karena menelan telur cacing dari feses kucing lain. Manusia juga bisa tertular cacing dengan makan buah atau sayuran yang terkontak dengan tanah yang terinfeksi dan belum dibersihkan.
getty_rm_photo_of_kitten_vaccination
Gejala: Penurunan berat badan dan diaere
Pengobatan: Berikan secara rutin obat cacing pada anak kucing kita setelah delapan minggu. Banyak obat cacing khusus kucing yang tersedia di petshop atau klinik dokter hewan. Penting bagi dokter hewan kita untuk memeriksa sampel tinja si kucing untuk mengidentifikasi jenis cacing apa yang ada pada si kucing, sehingga ia bisa menentukan jenis obat cacing yang cocok bagi kucing kita.
Waktu Pemulihan: Selama dua minggu, namun ada resiko terkena infeksi ulang. Karena anak kucing bisa memakan telur cacing yang baru menetas beberapa minggu kemudian.
4. Coccidia
Parasit usus ini ditularkan melalui feses yang masuk ke dalam mulut, artinya parasit ini ditularkan ketika anak kucing menelan kotoran. Sayangnya belum ada vaksin untuk melindungi anak kucing dar coccidia, namun kabar baiknya adalah ini adalah penyakit yang jarang terjadi.
Gejala: Diare dan kadang-kadang dehidrasi serta kurang nafsu makan. Satu-satunya cara untuk memeriksa secara pastinya adalah dengan memeriksakannya ke dokter hewan. Dokter hewan akan melakukan pemeriksaan tinja dan beberapa pemeriksaan lainnya.
Pengobatan: Obat dari dokter hewan kita
Waktu pemulihan: Sekitar satu minggu setelah memulai terapi, meskipun beberapa dokter hewan dapat mengobatinya hingga 3 minggu. Kemudian dokter hewan akan memeriksa sampel feses lagi untuk memeriksa apakah masih positif coccidia.
5. Kutu
Masalah kutu cukup banyak menyerang anak kucing dan mudah untuk diobati. Anak kucing kita bisa terkena kutu dari lingkungan sekitarnya. Kutu ini bisa terlihat mata, atau kita bisa melihat kotoran kutu – berwarna hitam seperti merica. Bila kita melindas kutu (dan kotoran kutu), mereka akan berubah menjadi warna merah karena terbuat dari darah yang telah dicerna. Kita bisa menemukan kutu dan kotoran kutu ini di bulu anak kucing kita.
cute-kittens-181750963_0
Gejala: Gatal dan rambut rontok adalah gejala umum pada kucing yang terkena kutu.
Pengobatan: Kita dapat menggunakan obat kutu yang tersedia di petshop atau klinik hewan. Saat ini sudah banyak berbagai macam jenis obat kutu di pasaran. Selalu baca petunjuk label obat kutu dan ikut petunjuk pemakaiannya, berapa takarannya dan mulai usia berapa anak kucing boleh diberi obat kutu.
Waktu Pemulihan: 24 jam
6. Ear Mites
Earmites pada kucing penyebarannya hampir sama dengan kutu. Bentuk mereka yang mikroskopis dan berwarna putih, kita bisa melihatnya jika kita cermat melihatnya, ukurannya hanya sebesar butiran garam. Jika sudah parah, kita bisa melihat kulit telinga kucing yang rapuh karena sudah disedot darahnya oleh earmites.
Gejala: Anak kucing yang terkena earmites akan menggaruk-garuk telinga mereka dan menggelengkan kepala mereka. Jika si kucig menggelengkan kepalanya terlalu sering, pembuluh darahnya bisa pecah dan sangat menyakitkan bagi si kucing
Pengobatan: Kita bisa memberinya obat dalam bentuk tetes telinga pada si kucing.
Waktu pemulihan: Satu sampai dua minggu.
Itu lah 6 masalah kesehatan yang sering dialami anak kucing. Ada beberapa penyakit yang bisa kita hindari dengan menjaga lingkungan kita tetap bersih, namun ada beberapa penyakit yang sangat sulit diprediksi asal mulanya. Jika kita sudah mengenal kucing kita dengan baik, segera waspadai perubahan kecil yang terjadi pada kucing. Mengenal kelainan pada kucing sejak dini dapat menolong kucing untuk segera mendapat pengobatan medis lebih awal. Semoga bermanfaat dan menjadi perhatian bagi catlovers yang memiliki anak kucing.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar