Masalah Kesehatan yang Sering Dialami Anak Kucing
Selamat, akhirnya kucing kita telah
melahirkan anak-anaknya! Keluarga kita akan bertambah lagi dengan
kedatangan kucing-kucing kecil ini. Bayi kucing memang sangat lucu
karena berukuran kecil seperti buntelan bulu, namun tentu saja bayi-bayi
ini akan tumbuh menjadi anak kucing yang aktif dan rasa ingin tahu yang
besar, sebelumnya akhirnya ia menjadi kucing dewasa yang penuh percaya
diri. Walaupun terlihat aktif dan cenderung ingin menjelajahi daerah
sekitarnya secepatnya, namun sistem kekebalan tubuh anak kucing belum
sepenuhnya berkembang seperti pada kucing dewasa, oleh karena itu anak
kucing lebih berisiko terkena penyakit atau masalah kesehatan lainnya
ketika mereka masih muda.
Menjaga anak kucing tetap bersama
induknya untuk periode tertentu sangat dianjurkan agar si anak kucing
mendapatkan kekebalannya lewat air susu induknya. Selain itu kita bisa
menimalkan resiko agar anak kucing tidak terkena penyakit dengan
memastikan bahwa anak kucing tiddak pergi keluar atau bertemu dengan
kucing lainnya hingga mereka diberi vaksin. Namun kita masih harus
waspada karena ada beberapa masalah kesehatan yang biasanya sering
terjadi pada anak kucing. Penasaran apa saja? Cattery.co.id akan
membahasnya untuk catlovers.
1. Infeksi Saluran Pernafasan Atas
Infeksi saluran pernafasan atas, seperti
feline calicivirus dan feline herpes virus terkenal sebagai “pembunuh
anak kucing”, terutama jika kucing baru berusia beberapa minggu. Infeksi
saluran pernafasan atas pada kucing biasanya disebabkan oleh bakteri
atau virus, yang biasanya ditularkan ketika kucing sedang bersin atau
menghembuskan nafas.
Gejala:
Bersin-bersin merupakan gejala utama dari infeksi saluran pernafasan
atas pada kucing. Meskipun kadang-kadang anak kucing akan mengeluarkan
cairan lengket kekuningan dari mata dan hidung meler. Jika si kucing
sampai mengalami kesulitan bernapas atau menolak untuk makan, situasinya
berarti sudah serius.
Pengobatan:
Bawa si kucing ke dokter hewan. Jika dia masih bisa makan dan minum
serta merasa nyaman dan bernafas normal, kita masih bisa menunda sampai
besok. Infeksi saluran pernapasan atas pada kucing sangat sulit untuk
diobati, terutama yang disebabkan oleh virus, karena tidak ada obat anti
virus yang benar-benar efektif.
Masa Pemulihan:
Setelah lima sampai tujuh hari, infeksi saluran pernapasan atas pada
kucing cenderung akan berkurang. Namun virus biasanya masih berada di
dalam tubuh kucing, menunggu untuk muncul kembali dan menyebabkan
infeksi saluran pernapasan atas lagi di kemudian hari.
2. Feline Distemper
Feline Distemper (panleukopenia) sangat
langka, namun ia sangat mematikan. Ini adalah virus yang menyerang
sistem kekebalan tubuh kucing kita dan menghabiskannya hingga tidak
bersisa. Dengan kata lain, distemper hampir tidak dapat diobati. Vaksin
distemper telah tersedia dan diberikan secara rutiin. Feline Distemper
dapat ditularkan melalui rute feses yang masuk ke mulut, bahkan dalam
jumlah mikroskopis tinja yang terkontaminasi dapat menyebabkan feline
distemper.
Gejala:
Anak kucing yang terkena distemper biasanya sakit parah, menderita
muntah, kurang nafsu makan, dan yang mengerikan adalah diare berbentuk
lendir putih.
Pengobatan:
anak kucing yang menderita feline distemper perlu dirawat di rumah
sakit dan terisolasi, sehingga si kucing tidak menularkan virus ini.
Dokter hewan sering memberikan mereka antibiotik dan banyak cairan untuk
mencegah infeksi sekunder. Sayangnya anak kucing yang menderita feline
distemper sering di eutanasia.
3. Cacing di Usus
Cacing di usus bisa berbagai macam
jenisnya, semuanya merugikan dan bisa menjadi bahaya. Contohnya adalah
cacing gelang, cacing tambang, dan cacing cambuk, mereka dapat masuk ke
dalam usus kucing kita dan menyebabkan diare (kadang-kadang disertai
dengan darah), penurunan berat badan dan sulit tumbuh.
Anak kucing biasanya tertular cacing
karena menelan telur cacing dari feses kucing lain. Manusia juga bisa
tertular cacing dengan makan buah atau sayuran yang terkontak dengan
tanah yang terinfeksi dan belum dibersihkan.
Gejala: Penurunan berat badan dan diaere
Pengobatan:
Berikan secara rutin obat cacing pada anak kucing kita setelah delapan
minggu. Banyak obat cacing khusus kucing yang tersedia di petshop atau
klinik dokter hewan. Penting bagi dokter hewan kita untuk memeriksa
sampel tinja si kucing untuk mengidentifikasi jenis cacing apa yang ada
pada si kucing, sehingga ia bisa menentukan jenis obat cacing yang cocok
bagi kucing kita.
Waktu Pemulihan:
Selama dua minggu, namun ada resiko terkena infeksi ulang. Karena anak
kucing bisa memakan telur cacing yang baru menetas beberapa minggu
kemudian.
4. Coccidia
Parasit usus ini ditularkan melalui
feses yang masuk ke dalam mulut, artinya parasit ini ditularkan ketika
anak kucing menelan kotoran. Sayangnya belum ada vaksin untuk melindungi
anak kucing dar coccidia, namun kabar baiknya adalah ini adalah
penyakit yang jarang terjadi.
Gejala:
Diare dan kadang-kadang dehidrasi serta kurang nafsu makan.
Satu-satunya cara untuk memeriksa secara pastinya adalah dengan
memeriksakannya ke dokter hewan. Dokter hewan akan melakukan pemeriksaan
tinja dan beberapa pemeriksaan lainnya.
Pengobatan: Obat dari dokter hewan kita
Waktu pemulihan:
Sekitar satu minggu setelah memulai terapi, meskipun beberapa dokter
hewan dapat mengobatinya hingga 3 minggu. Kemudian dokter hewan akan
memeriksa sampel feses lagi untuk memeriksa apakah masih positif
coccidia.
5. Kutu
Masalah kutu cukup banyak menyerang anak
kucing dan mudah untuk diobati. Anak kucing kita bisa terkena kutu dari
lingkungan sekitarnya. Kutu ini bisa terlihat mata, atau kita bisa
melihat kotoran kutu – berwarna hitam seperti merica. Bila kita melindas
kutu (dan kotoran kutu), mereka akan berubah menjadi warna merah karena
terbuat dari darah yang telah dicerna. Kita bisa menemukan kutu dan
kotoran kutu ini di bulu anak kucing kita.
Gejala: Gatal dan rambut rontok adalah gejala umum pada kucing yang terkena kutu.
Pengobatan:
Kita dapat menggunakan obat kutu yang tersedia di petshop atau klinik
hewan. Saat ini sudah banyak berbagai macam jenis obat kutu di pasaran.
Selalu baca petunjuk label obat kutu dan ikut petunjuk pemakaiannya,
berapa takarannya dan mulai usia berapa anak kucing boleh diberi obat
kutu.
Waktu Pemulihan: 24 jam
6. Ear Mites
Earmites pada kucing penyebarannya
hampir sama dengan kutu. Bentuk mereka yang mikroskopis dan berwarna
putih, kita bisa melihatnya jika kita cermat melihatnya, ukurannya hanya
sebesar butiran garam. Jika sudah parah, kita bisa melihat kulit
telinga kucing yang rapuh karena sudah disedot darahnya oleh earmites.
Gejala:
Anak kucing yang terkena earmites akan menggaruk-garuk telinga mereka
dan menggelengkan kepala mereka. Jika si kucig menggelengkan kepalanya
terlalu sering, pembuluh darahnya bisa pecah dan sangat menyakitkan bagi
si kucing
Pengobatan: Kita bisa memberinya obat dalam bentuk tetes telinga pada si kucing.
Waktu pemulihan: Satu sampai dua minggu.
Itu lah 6 masalah kesehatan yang sering
dialami anak kucing. Ada beberapa penyakit yang bisa kita hindari dengan
menjaga lingkungan kita tetap bersih, namun ada beberapa penyakit yang
sangat sulit diprediksi asal mulanya. Jika kita sudah mengenal kucing
kita dengan baik, segera waspadai perubahan kecil yang terjadi pada
kucing. Mengenal kelainan pada kucing sejak dini dapat menolong kucing
untuk segera mendapat pengobatan medis lebih awal. Semoga bermanfaat dan
menjadi perhatian bagi catlovers yang memiliki anak kucing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar